Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Syarif C. Sutardjo (kedua kanan) dan Seskab Dipo Alam (kanan) mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan di Kampung Nelayan Tanjung Pasir, Teluk Naga di Tangerang, Banten, Jumat (4/1). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja menyatakan persoalan sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu bahasan penting di antara negara-negara kawasan Asia Pasifik. Pasalnya, kata dia, sektor ini berkaitan dengan ketahanan pangan penduduk di kawasan tersebut.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan dengan potensi sektor kelautan dan perikanan yang sangat besar. Sekitar 70 persen atau dua pertiga stok ikan dunia berada di kawasan ini.
"Kontribusi bagi ketahanan pangan cukup besar," kata Sjarief saat ditemui di Hotel Borobudur Senin 30 September 2013. Dia mencatat, penghidupan sekitar 357 juta penduduk Asia Pasifik bergantung pada sektor kelautan dan perikanan. "Khususnya perikanan tangkap dan budidaya," kata dia.
Sjarief menambahkan, bahasan mengenai sektor kelautan dan perikanan sudah sering dibawa dalam forum-forum ekonomi Asia Pasifik. Dalam forum APEC mendatang, sektor ini diakui Sjarief memang tidak akan dibahas secara khusus. Namun, dia mengaku pihaknya mendorong ke sana agar ada kerjasama yang lebih baik dalam ketahanan pangan dunia dari sektor kelutan dan perikanan.
Sementara ini, kata Sjarief, sektor ini hanya masuk dalam streaming-streaming tertentu. Dia mencontohkan, hubungan bilateral dengan sejumlah negara Asia Pasifik dilakukan dalam momentum APEC tersebut. "Kita lakukan kerja sama bilateral dengan Cina, Peru dan Thailand," kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Asia Pasifik Pusat Perikanan Dunia sekarang.
No comments:
Post a Comment