Sejumlah massa dari elemen gabungan saat melakukan aksi demo di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Jakarta (21/11). Dalam Aksinya massa menuntut Pemerintah Australia meminta maaf terkait kasus penyadapan terhadap sejumlah pejabat tinggi Indonesia. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO , Jakarta - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Yeane Keet, menyatakan industri elektronik belum terpengaruh oleh memanasnya hubungan Australia dan Indonesia. Menurut dia, kerja sama ekspor yang terbina di antara kedua negara bersifat bisnis, bukan antarpemerintahan. Jadi, ketegangan belum berpengaruh pada penghentian ekspor.
"Untuk elektronik, ekspor ke Australia tidak ada hubungannya terhadap memanasnya hubungan kedua negara. Hubungannya bussiness to bussiness bukan government to government," katanya di Kementerian Perindustrian, Jumat, 22 November 2013.
Menurut dia, hubungan perdagangan di antara pebisnis kedua negara belum mengalami gangguan. Oleh karena itu, hingga kini pengusaha asal Indonesia belum memikirkan langkah antisipasi jika nanti hubungan dagang kedua negara dihentikan. Yeane mengharapkan pihak-pihak yang terkait tak perlu memperkeruh situasi yang justru bisa memperburuk kondisi ekonomi. "Problem kecil ditiadakan, problem besar dikecilkan," katanya.
Hubungan Indonesia dan Australia memanas menyusul penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pada beberapa pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2009. Indonesia sudah memutus hubungan kerja sama intelijen dengan Australia. Pemerintah juga akan mengkaji beberapa kerja sama antara kedua negara. Australia kemarin sudah memberikan travel warning bagi warganya yang ke Indonesia.
ANANDA TERESIA
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Ekspor Elektronik ke Australia Masih Stabil sekarang.
No comments:
Post a Comment