Laman akun Instagram badan antariksa Amerika, NASA yang akan berhenti memperbarui informasi foto sementara. Selain berupa pengumuman para pegawai pemerintahan juga menunjukkan rasa protes mereka di akun media sosial. Instagram.com/nasa
TEMPO.CO , California - Merekam aktivitas dan benda luar angkasa memerlukan teknologi canggih serta tempat penyimpanan data berkapasitas besar. Bagi lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA), data yang harus dihimpun saban hari bak sungai yang mengalir deras.
"NASA bakal menerima hingga 700 terabytes data per hari," kata Eric De Jong, insinyur dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA yang mengembangkan proyek Visualisasi Sistem Tata Surya, Selasa, 29 Oktober 2013. Data ini harus disimpan, disusun, dan diproses untuk kebutuhan penelitian.
Perencana misi dan teknisi perangkat lunak NASA di fasilitas JPL di Pasadena, California, ini merancang strategi untuk mengelola data dengan jumlah yang sangat banyak (big data) dan cenderung semakin bertambah. Misi NASA bisa mengumpulkan ratusan terabytes data per jam. Sebagai perbandingan, 1 terabyte data setara dengan informasi tercetak di kertas yang dibuat dari 50 ribu batang pohon.
Data yang diterima dan diolah NASA itu biasanya digunakan oleh insinyur pesawat luar angkasa, ilmuwan, dan orang-orang dari seluruh dunia untuk mempelajari bumi dan alam semesta. "Big data dipakai untuk semuanya, mulai dari memprediksi cuaca bumi, memonitor gunung es di Mars, hingga mencari galaksi terjauh," ucap De Jong.
JPL mengubah data sains yang diperoleh dari berbagai misi NASA menjadi produk visual yang bisa dipakai oleh peneliti. "Kami ini penjaga data, dan penggunanya adalah astronom dan ilmuwan yang butuh gambar, mozaik, peta, dan film untuk meneliti pola dan memverifikasi teori-teori," kata De Jong.
Selanjutnya The Square Kilometer Array (SKA)
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Saban Hari NASA Tampung 700 Terabytes Data sekarang.
No comments:
Post a Comment