Pegawai menunjukkan uang di sebuah Money Changer di Jakarta, Rabu (03/02). Rupiah hari ini ditutup pada level 9.395 per dolar Amerika, atau kembali menguat 70 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 9.365. TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO.CO , Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan belum akan membaik di awal pekan ini. Meskipun pemerintah dan Bank Indonesia telah menerbitkan paket kebijakan pendukung stabilisasi ekonomi pada akhir pekan lalu, pergerakan rupiah sudah terlanjur terpengaruh oleh koreksi yang berlangsung lama.
Demikian disampaikan ekonom dari PT Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih yang mengatakan tidak bisa berharap banyak pada paket kebijakan pemerintah yang dikeluarkan Jumat pekan lalu. Kepercayaan investor dalam jangka pendek dinilai belum terdongkrak oleh paket kebijakan itu. "Kepercayaan investor sekarang banyak digerakkan oleh luar negeri, sehingga mudah-mudahan tidak ada data-data asing yang memburuk," kata Lana saat dihubungi Tempo, Senin, 26 Agustus 2013.
Termasuk mengenai rencana pemerintah untuk melelang surat utang negara dengan target indikatif sebesar Rp 8 triliun yang akan digelar besok, menurut Lana belum bisa menarik minat investor. Biasanya, nilai tukar rupiah cenderung menguat jelang lelang SUN akibat respons positif para investor yang meredam permintaan dolar di pasar domestik. "Tapi ini kelihatannya belum," ujarnya.
Kendati demikian, hari ini rupiah diperkirakan sedikit menguat tetapi tidak signfikan. Sebab, data penjualan rumah di Amerika Serikat kemarin menunjukkan sedikit pelambatan.
"Kalau penjualan rumah di sana melambat, indikasinya, (Bank Sentral) tidak terburu-buru menaikkan jumlah stimulus per bulan September mendatang," ujarnya.
Meski tidak signifikan, Lana memperkirakan ada pergerakan rupiah sebesar 10 poin ke arah penguatan dibandingkan transaksi akhir pekan kemarin menjadi sekitar Rp 11.025 - Rp 11.010 per dolar Amerika Serikat pada hari ini.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Rupiah Belum Terdongkrak Paket Kebijakan Ekonomi sekarang.
No comments:
Post a Comment