TEMPO.CO , Jakarta -- Perlambatan ekonomi dunia diprediksi mengancam merosotnya harga batubara dunia. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Bob Kamandanu, mengatakan merosotnya harga disebabkan perubahan permintaan importir yang beralih pada komoditas batubara kalori rendah. "Negara importir menyukai batubara lebih murah," katanya di Kantor Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2013.
Bob berharap pemerintah mengundang pengusaha membahas merosotnya harga batubara. Ia menilai pembahasan itu harus menelurkan kebijakan dan strategi yang membuat shock therapy pasar internasional. "Saya tidak mau pasar ini harganya turun tetapi terus dipasok. nanti berakibat terbentuk ekuilibrium baru yang harganya di bawah, perlu ada perbaikan harga," katanya.
Kendati menurun, produksi batubara mencapai target 400 juta ton tahun ini. Harga batubara acuan Indonesia dipatok US$ 76,7 per ton pada Agustus tahun ini. Angka ini level terendah sejak Januari 2010. Kendati demikian, Bob optimistis harga akan membaik ke level US$ 85 per ton akhir tahun ini. "Di China ada perubahan kebijakan karena ada pergantian ketua (Partai Komunis), setelah pergantian ini, harga komoditas akan membaik," ujarnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat rata-rata harga batubara acuan sebesar US$ 85,39 per ton tahun ini. Rata-rata itu turun 11,81 persen ketimbang rata-rata tahun lalu yaitu US$ 95,48 per ton.
BERNADETTE CHRISTINA
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Pengusaha Khawatirkan Merosotnya Harga Batubara sekarang.
No comments:
Post a Comment