TEMPO.CO , Jakarta - Kepastian pasar yang terbentuk setelah kepastian pengurangan stimulus (tapering) tidak mampu meredam aksi jual di pasar berkembang.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan sentimen jual khususnya pada kurs rupiah dan pasar obligasi diperkirakan masih akan terjadi pada hari ini. "Euforia di pasar saham juga sepertinya mulai terkikis setelah penguatan tajam kemarin," ujar Rangga dalam riset hariannya.
Di transaksi pasar uang pagi ini, rupiah kembali ditransaksikan pada kisaran 12.240 per dolar Amerika (kurs Bloomberg). Adapun kurs referensi Bank Indonesia (Jisdor), rupiah tidak jauh berbeda berada pada level 12.245 per dolar Amerika.
Klaim pengangguran Amerika tadi malam diumumkan naik dinihari tadi ke 379 ribu orang. Akan tetapi, sentimen tapering masih sangat terasa, terlihat dari indeks dolar yang naik 0,66 persen. Adapun tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat tenor 10 tahun naik 3,6 basis point ke level 2,93 persen.
Dalam pernyataannya kemarin, Bank Indonesia (BI) menyatakan, pengumuman The Fed untuk melakukan tapering pada Januari mendatang memberikan kepastian pada pasar keuangan global. "Akan tetapi, BI menyatakan, dalam jangka pendek akan ada penyesuaian dan koreksi," kata Rangga.
BI juga berencana meluncurkan forex swaps dengan tenor satu tahun pada minggu depan dalam rangka memperdalam pasar keuangan sehingga diharapkan sentimen investasi asing bisa pulih.
PDAT | M. AZHAR
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Tekanan Jual Masih Melanda Rupiah sekarang.
No comments:
Post a Comment