TEMPO.CO , Jakarta - Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan rencana bank central Amerika Serikat yang akan mulai mengurangi stimulus moneternya pada Januari tahun depan tidak membuat kondisi pasar bergejolak. Menurut dia, meskipun akan ada tekanan terutama pada nilai tukar rupiah, namun situasinya masih terkendali.
"Paling tidak situasi pasarnya sama dengan situasi satu minggu terakhir. Ada pelemahan rupiah, tapi dalam nilai yang relatif terkendali," kata Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 20 Desember 2013.
Menurut Chatib, berdasarkan pantauan di NDF hingga siang ini, nilai tukar rupiah sudah berada di bawah Rp 12.200 per US$. Chatib mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini lebih disebabkan oleh permintaan valas yang harus dipenuhi. "Ini lebih pada month of demand," katanya.
Dia mengatakan mata uang negara lain seperti won, ruppe, ringgit depresiasinya lebih dalam dibanding rupiah. "Tapi bukan berarti tidak berdampak."
Sementara untuk yield, Chatib melihat pasar juga sudah mengantisipasi dan siap menghadapi tapering. Malah, yield untuk tenor 10 tahun saat ini menurun menjadi 8,4 persen dari sebelumnya 8,8 persen. "Kalau di sisi exchange rate marketnya bergerak sesuai pasarnya," katanya.
Adapun Indeks, Chatib mengatakan pada Kamis kemarin naik 40 point. "Ini berbeda saat pertama kali Bernanke umumkan mau lakukan tapering, indeksnya anjlok signifikan."
Chatib juga mengatakan The Fed dalam beberapa waktu ke depan masih akan mempertahankan suku bunga yang rendah. "Kalau dilihat dari pernyataannya Bernanke, yang baru taper itu US$ 10 miliar, yaitu US$ 5 miliar dari market security dan US$ 5 dari treasury. Mereka juga akan mempertahankan low interest rate sepanjang 2014," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Chatib Basri: Pelemahan Rupiah Relatif Terkendali sekarang.
No comments:
Post a Comment