Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyampaikan sambutannya dalam simposium tentang iklim investasi di Nusa Dua, Bali, Senin (12/12). Kegiatan kerjasama RI-AS tersebut membicarakan berbagai hal menyangkut peningkatan iklim bisnis dan regulasinya di Indonesia. (ANTARA/Nyoman Budhiana)
TEMPO.CO , Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memastikan kembali memangkas stimulus moneternya atau tapering off US$ 10 miliar menjadi US$ 65 miliar per bulan. Tindakan itu mempertimbangkan kondisi perekonomian Amerika yang menunjukkan perbaikan.
Kepala Ekonom PT. Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman menilai, tapering off merupakan upaya Amerika melindungi kepentingan perekonomian negeri tersebut, dan juga dunia. Bila stimulus tidak dikurangi dalam jangka panjang, inflasi Amerika berpotensi melaju secara berlebihan (higher inflation). Meskipun saat ini inflasi Amerika masih jauh di bawah target dua persen, hal itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari. “Likuiditas yang dipompa melalui stimulus dikhawatirkan mendorong situasi konsumtif,” kata dia.
Karena itu, kebijakan tapering off sesuai dengan target yang ditetapkan oleh The Fed. Otoritas moneter Amerika itu berkomitmen melaksanakan tapering off manakala angka pengangguran terus menurun dan inflasi perlahan bergerak naik menuju dua persen.
Bersamaan dengan tapering off, The Fed berencana untuk mengetatkan moneter (tightening) dengan menaikkan tingkat suku bunga. Namun, tentu saja, rencana itu mensyaratkan inflasi Amerika bergerak ke level 2,5 persen terlebih dahulu. “Tightening malah lebih mengkhawatirkan ketimbang tapering off,” imbuhnya.
Lalu apa dampak pemangkasan pengurangan pembelian obligasi swasta atau tapering off tadi bagi Indonesia? Berikut ini kemungkinan buruk yang bisa melanda negara-negara berkembang (emerging market) termasuk Indonesia.
1. Tambahan likuiditas dolar di pasar global berkurang.
2. Kenaikan suku bunga di emerging markets, membuat pertumbuhan ekonomi semakin melambat.
3. Melemahkan mata uang global, sehingga membuat kepercayaan terhadap mata uang merosot.
4. Menjadikan biaya impor menjadi lebih tinggi.
5. Berpotensi mengurangi nilai cadangan devisa.
MEGEL JEKSON
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Stimulus Amerika, Apa Dampak Buruk Bagi Indonesia? sekarang.
No comments:
Post a Comment