TEMPO.CO , Jakarta - Pergerakan rupiah diharapkan stabil untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap mata uang. Setelah menguat tajam 70 poin kemarin, rupiah hari ini justru ditutup melemah 47 poin (0,40 persen) ke level 11.825 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah terimbas pelemahan yang terjadi pada mata uang regional terhadap mata uang safe haven. Penguatan dolar disebabkan oleh kembali melemahnya indikator manufaktur sementara Cina serta sinyal kenaikan suku bunga di AS bila tingkat pengangguran telah di bawah 6,5 persen.
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto mengatakan volatilitas rupiah masih sangat tinggi karena nilai tukarnya bergerak terlalu drastis. Ketika ada sentimen positif, rupiah menguat sangat tajam. Namun, ketika digempur sentimen negatif, rupiah melemah amat tajam pula. "Volatilitas rupiah yang terlalu tinggi membuat pelaku pasar khawatir."
Tren penguatan rupiah dalam dua pekan belakangan ini ditopang oleh data-data ekonomi dalam negeri yang membaik. Terutama dari surplus neraca perdagangan dan membaiknya posisi cadangan devisa di atas level psikologis US$ 100 miliar.
Namun Lindawati menduga pergerakan rupiah yang sangat tajam itu tidak semata murni digerakkan oleh faktor fundamental. Ada indikasi penguatan tajam rupiah kemarin juga disebabkan oleh aksi profit taking di pasar domestik.
"Ke depan, rupiah diharapkan mulai bergerak stabil agar tidak membingungkan pelaku pasar, khususnya korporasi yang mengandalkan impor," ujar Lindawati.
Mata uang regional Asia serentak melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,23 persen ke 1,2663 per dolar AS, won melemah 0,62 persen ke 1.072,30 per dolar AS, rupee melemah 0,12 persen ke 62,295 per dolar AS, dan ringgit merosot 0,45 persen ke 3.3095 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR
Subcribe semua relasi yang berhubungan dengan Melemah 47 Poin, Volatilitas Rupiah Tinggi sekarang.
No comments:
Post a Comment